Nulisnya cuma iseng, untuk merekam kejadian yang terlintas di benak. Tentang kami :)

Selasa, 21 April 2015

(masih) sekolah #1. persiapan

Judulnya masih sama, artinya, cerita kali ini juga masih sama, masih seputaran sekolah dan masih tahap persiapan. belum beranjak kemana-mana.

Jadi, setelah kemarin dulu tes disekolah tujuan utama, dan ternyata hasil yang keluar tak berapa sesuai dengan yang ummi harapkan --yazid ga lulus--, ummi agak2 kuciwa. Bukan kecewa dengan panglima siiiyyy,,,hanya kecewa dengan psikolognya aja. Tau apa dia dengan panglima, anak ummi. Kenapa hanya dalam tes wawancara 15 menit yang tidak begitu mendalam, dia bisa menyimpulkan kalo panglima kurang mandiri --alasan ketidaklulusan--?? huuuft,..berani sekali :)

Berhubung belum punya persiapan sekolah cadangan, setelah pengumuman ummi langsung cusss, terbang ke tk demi tk buat survey sekolah baru. Meskipun "anya" sekedar taman bermain, i really want Panglima deserve the best for his future, and its start from now. Ummi ga mau kecolongan kan, ditahap awal masa sekolahnya ntar membuahkan pengalaman tidak menarik bagi memory masa depan?

Nah, Pilihan jatuh ke TK TIARA --dengan tetap kekeuh  memblacklist TK yang ada peer peer nya--, selain karena lokasi yang dekat dengan rumah Jiddah --ummi punya alasan kegampangan buat nitip yazid disana habis kelas--, juga karena sekolah ini menerapkan sistem belajar 5 hari, alisa sabtu libur. yeeeeiiiiiyyyyy :P. Ok, alasan teknis itu sih yang kedua, pertamananya tetap di kualitas, yang ummi lihat. Sekolah ini menerapkan sistem belajar sambil bermain. Dengan satu kelas hanya duapuluh siswa dan diawasi oleh dua guru plus no gadget while teaching, sekolah ini juga memiliki guru yang "kelihatannya" sayang anak banget --based on mommy nya kak Syafa cerita juga siih-- dari penglihatan yang terpampang nyata saat survey.

Alasan lain, sekolah ini juga punya fieldtrip dengan agenda setahun 4 kali dan banyak juga yang lulusannya sudah bisa bacatulishitung --kalo ini, sumpah bukan kemauan ummi-- dan lulus lah kebeberapa SD fav. Sebenarnya ummi ga ngejar itu walo Alhamdulillah nantinya Panglima mau sendiri, toh belajar itu kan kewajiban bagi ummat Muhammad, tapi Ummi ga mau maksa. biar aja dimasa bermainnya Yazid menikmati masa tumbuh kembang yang menyenangkan tanpa paksaan.
Ummi tetap mau Yazid belajar dalam ketenangan.

Baiklah, pendaftaran pun dimulai. ummi harus membayar 1.425.000 rupiah untuk segala tetek bengek plus spp bulan pertama.
InsyaAllah ya na, Bismillah saja. 
Dan sekarang masih ada sisa 3 bulan untuk persiapan mental si panglima agar mau masuk sekolah saat harinya tiba nanti. sekarang sih bocahnya amsih menolak manja. InsyaAllah Allah membuka hati Yazid dan menegarkan ummi agar ikhlas menyerahkan Yazid ke sekolaha nanti tanpa waswas berlebih dan bebas stress tentunya.. aamiinn...

Minggu, 12 April 2015

Sekolah #1.persiapan

Sesuai rencana awal kami yang lalu ---sebagai orang tua yang memiliki tanggung jawab dan kewajiban memberi dan memilihkan sekolah dan pendidikan terbaik bagi anak-anak--- senin kemarintanggal 06 April. kami (ummi) mulai mengambil formulir si Panglima untuk didaftarkan di Bunayya (TKIT). Dikarenakan kebiasaan fomulir langsung habis di hari pertama (berdasarkan cerita miwa bang Humam), ummi cari jalan aman. Senin pagi setelah izin pak pimpinan masuk kantor agak siangan, ummi langsung antri, jam 8.15 udah di lokasi :D

Rupanya, panitia menjadwalkan pengambilan formulir dilaksanakn jam 9 pagi. Padahal banyak wali murid yang udah rame. Mereka --ummi juga-- yang punya anak pertama yang baru mau daftar sekolah mulai sibuk nanya sana sini, lihat sana sini, baca sana sini. Maklumlah ya, as a mother with our first experience, we feel a bit nervous dong :). 

Alhamdulillah ga perlu nunggu lama, melihat antusiasme wali murid dan jumlah yang sudah perlahan tapi pasti mulai bertambah satu satu, juga kesiapan panitia yang sudah mencapai 100%, ketua pelaksananya langsung ambil inisiatif untuk buka loket pengambilan formulir lebih awal dari jadwal.

Setelah pembukaan dan basa basi pengumuman teknis adm sedikit, kani orang tua mulai dianjurkan untuk membentuk barisan ngantri --hehehehe...ibu ibu yes, agak rempong urusan ngantri-- agar tertib dan ga grusel gruselan.

Pengambilan formulir disertai pembayaran biaya untuk psikotest yang mengikuti jadwal yg udah panitia susun. Kalo cerita miwa bang Humam, tahun lalu waktu daftar bang Hanif, miwa cuma bayar 20 ribu untuk formulir, tahun ini bengkak 3x lipat :), jadi 60 ribee --tak pe lah yee...--. Ummi kembali lagi besoknya untuk pengembalian formulir. Alhamdulillah berjalan lancar, dan psikotes dilakukan hari Sabtu.

Seperti yang dikhawatirkan terjadi, Yazid ga bisa diajak kerjasama. Dari awal masuk pagar udah aja Yazid ngelendot manja sama abi dan ga mau lepas sama sekali. Bahkan waktu diajak main di halaman dengan ayunan, peosotan, ban-ban juga teman-teman, Yazid kekeuh aja nolak :D. Dengan suara PD si tuan besar bilang "Ummi pigi aja naik ayun. abang sini sama Abi." hahahaha baiklah.

Dan saat pemanggilan nomor calon siswa untuk di wawancara --yang diwawancara sih ortunyee--, Yazid kembali.bertingkah. Waktu ummi masuk kedalam dan diikuti Abi, sedetikpun Yazid ga mau duduk. Setelah beberapa detik menunggu dan si ibu psikolog ga bisa juga memulai, ummi izin si ibu untuk ga melibatkan Abi dan Panglima. Semoga itu tidak menjadi alasan Yazid ga keterima ya.

Mulai sekarang, mari kita berdoa sayang, semoga dapat yang terbik ya..