Nulisnya cuma iseng, untuk merekam kejadian yang terlintas di benak. Tentang kami :)

Selasa, 28 Juli 2015

Status Palsu :p

Pernah dengar kan istilah atau apa ya nyebutnya...ya gitu lah *hehe ga pernah jelas ah* "silaturrahmi memperpanjang umur"?

Saya punya beberapa teman di masa silam, sebagian di jaman abg labil dan euphoria masa SMA, sebagian di jaman menjelang dewasa saat lagi merantau kala jauh dari kampung saat kuliahan, dan sebagian lagi sesudah memasuki dunia kerja, tapi sudah lebih dari tiga tahun ga pernah jumpa lagi.

Sebagian dari teman-teman ini hilang kontak, sebagian lagi masih punya no kontaknya, Yang hilang no kontak kebanyakan teman waktu saya masih di Malang, saat kuliah. Alasannya bermacam-macam. Kebanyakan ya ganti nomer HP dan tanpa pemberitahuan dengan nomor yang baru. Beberapa diantaranya kembali keep contact  setelah terhubung dengan facebook.  Yang lain yang ga ketemu sampe sekarang yaaa...karena ga punya akun :(. Dari facebook juga kita bisa berlanjut ke kontak BBm, WA dan lihat-lihat foto teman ataupun anak anaknya di Instagram

Bagaimana dengan teman2 SMA? banyaaak,, karena saya tinggal di kota yang sama dengan saat saya sekolah dulu, maka problem kontak teman sma tak terlalu rumit. Yang hilang satu dua ya paling teman2 yan sudah merantau atau bahkan keluarga ortunya pindah semua ke kota lain yaaaang setelah di lacak di facebook  juga ga ketemu :)

Baiklah, berbicara tentang teman dan kembali ke pepatah atau istilah atau ungkapan atau kutipan atau apalah, yang saya tulis diatas,  Apakah anda termasuk orang yang senang menjalin silaturrahmi? terutama dengan rekan sejawat dan seperjuangan dulu? Atau anda termasuk orang yang ga suka "jemput bola", sukanya nunggu kunjungan silaturrahmi tanpa mau mengunjungi terlebih dahulu? Saya...saya sendiri termasuk orang yang suka menjalin silaturrahmi. Saya masih suka mencari teman-teman yang hilang sekedar buat tahu kabar mereka *istilah jaman sekarang kepo kali ya*. Kebiasaan atau sifat saya ini diturunkan dari ayah yang suka sekali beranjang sana ke rumah sejawat, tetangga, famili dan kerabat, baik itu jauh maupun dekat.

Namun sayang, silaturrahmi di zaman sekarang --yang katanya zaman edan, yang disebut juga zaman digital yang suka juga pada nyebutin era modern daaan ada lagi nyebutin zaman sibuk terutama dengan urusan masing2  *ato ada juga yang soook sibuuk, padahal banyak nganggur :p*-- banyak hanya terjadi dalam bentuk hubungan dunia maya. Jarang ada yang mau langsung ke rumah-rumah, bahkan untuk telepon saja sudah mulai berkurang. Hari gini, semua yang diandalkan adalah jempol, alias texting belaka. 

Mau bukti? Lihat saja saat perayaan Hari Raya Keagamaan, semua ucapan hanya beredar di dunia maya. Telepon pun tak ada kaaan?? Paling yang ada anak telepon Orang tua hanya karena kebetulan mereka lagi diperantauan. Bukti lain?? saking ga banyak lagi orang yang bertamu, Rumah zaman sekarang itu berkonsep minimalis dengan ruang tamu yang supeeer kecil dan bahkan tanpa ruang tamu :). Bahkan untuk mengunjungi orang yang dikenal saat sakit atau kemalangan pun sekarang sudah jarang. Di acara kematian, misalnya, selepas jenazah dibawa ke kubur dan para pengantar jenazah kembali ke rumah, maka seketika itu pula para pelayat berkurang dan sedikit2 hilang dalam waktu seharian saja. Begitu juga di acara suka cita semacam pesta. Kalo yang jaman dulu seminggu sebelum pesta, satu persatu kerabat jauh dan dekat mulai berdatangan buat bantu acara sampai ke H-1 seluruh tetangga mulai meramaikan rumah sekedar buat bantu ngupas bawang dan rajang cabe sambil ngobrol dan becandaan, sekarang? Sudah pada pake catering dan acara di gedung! Bahkan tetangga sebelah rumah hanya datang saat acara berlangsung dan segera pulang setelah dijamu makan.

Miris bukan? Perkembangan zaman membuat kita malah mempersempit pengertian istilah yang sudah Nabi ajarkan jauuuh sebelum kita dilahirkan, di jaman edan :(

Selanjutnya,saya terpaksa mengungkit silaturrahmi dalam konsep modern alias texting dunia maya ini. 

Punya teman yang segerobak didunia nyata dan satu truk di dunia maya, ternyata tak membuat hubungan silaturrahmi manusia berjalan mulus ya. Benar, sejatinya silaturrahmi itu berawal dari niat, bukan keadaan.Saya beri contoh kasus deeeh...pengalaman dari orang-orang sekitar saya.

Dikalangan teman2 saya, Silaturrahmi cuma jadi in saat acara buka puasa bareng diadakan, alias saat bulan suci Ramadhan. Itupun menjelang akhir bulan suci saat udah banyak orang2 diperantauan pulang ke kampung halaman. Dan parahnya lagi, batal dilakukan cuma karena asik atur jadwal yang ga nemu2 *lagi lagi kenyataannya pada banyak yang pengangguran, tapi sok sibuk doang ;p*

Begitu juga saat Hari Raya, sibuuk di grup pada ngucapin ini itu, belum lagi kalo ada yang menikah mau buat walimah, ada yang melahirkan dan kemalangan. Kalo diajak datang, pada ngilang satu-satu dengan alasan : ada jam ngajar (yg udah jadi guru), gabisa keluar banyak kerjaan (yg dikantoran), tutup kas akhir bulan (yg di lembaga keuangan), lagi buat seminar (yg kerja di LSM), yg lagi kejar target OD (buat yang di finance), ga ada kendaraan (buat yg jomblo) sampe yang anak aku lagi ga ada yg jaga (yang IRT).

HOW COME buddieesssss!!!
Padahal jabatan masi staf loohhh,,, bukan kepala sekolah, bukan kepala kantor apalagi walikota, bukan kepala cabang, bukan kepala yayasan, kendaraan juga banyak tuh nongkrong jalanan depan rumah buat yg jomblo dan yang IRT padahal di rumah ada sekompi yg lagi ngawasi anaknya. Sekali lagi, kalo mau di runuut satu2, semua itu pada ongkang2 kaki alias nganggguuurrrrrr hehehehe, aksinya aja kebanyakan, sok sibuk ga karuan. Padahal kalo mau diluangkan, Silaturrahmi itu tetap aan ada jalan looohh..

Karena beberapa alasan tersebut sering, ulangi, seriiing banget saya temui, saya akhirnya mulai membatasi diri untuk melakukan silaturrahmi secara berkoloni. Alias saya lebih memilih untuk pergi sendiri ke acara walimahan, teman melahirkan, ada yg sedang sakit ataupun ke teman yg kemalangan. Ga ajak yang IRT, ga ajak yang jomblo ataupun yg bersuami, serta ga ngajak yang kerja. Untuk apa? jika hanya akan mendaat kecewa *ceileee.. bahasanyeeee

Padahal banyak loh, keuntungan yang didapat jika kita menyambung silaturrahmi.
selain memperpanjang umur, bagi yang jomblo juga bisa enteng jodoh, siapa tahuuu loh ya. Juga buat yang jobless dapat kerjaan disana,siapa tahu juga yang kesulitan ekonomi bisa mendongkrak penghasilan dan yang sakit dapat info tentang alternative pengobatannya, siapa tahuuuu... Allah kan selalu membuka pintu rezeki kita dari arah yang tak terduga kan? termasuk lewat silaturrahmi ini.

Terus, kalo udah jaman internet yang kebanyakan ngetik2 ini pun masi malas silaturrahmi, gimana? Itu ampun ampunan daaah aahh...nyerah saya. Sibgkat kata, saya cuma bisa mengambil kesimpulan, beliau beliau ini lagi kere  saja,,hahaha
Dalam satu kasus lain saya terpaksa menghapus beberapa kontak BBM dan WA saya disebabkan karena beberapa kali saya tanya kabar tak berbalas *hiiiksss kesiaaan deh saya :p*. Bukan bermaksud ngambek kaya bocah tk, tapi bagi saya, pertemanan sejatinya adalah di dunia nyata, dunia maya hanya membantu menjangkau yang terjangkau saja. Artinya, saya ga mau koleksi jumlah kontak. Sekiranya mereka tau mau berhubungan dengan saya, ya monggo... berjalanlah sendiri tanpa harus memenuhi kontak anda dengan nama saya :)
Terutama buat rekan2 yang katanya *sok* sibuk itu, yakin deh yang anda kejar didunia terutama materi dan prestasi, tak ada gunanya juka anda terputus silaturrahmi.

Akhirul kalam, beginilah hasil curhat saya malam ini, semoga berkenan dan tak ada yg tersinggung. Semoga sahabat bisa memetik pelajaran dan diaplikasikan dalam kehidupan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar