Nulisnya cuma iseng, untuk merekam kejadian yang terlintas di benak. Tentang kami :)

Jumat, 13 Desember 2013

uang haram yang dilegalkan

Ceritanya, kemarin Jiddah mengalami kecelakaan. Mata Kanan kena percikan vixal ketika akan membersihkan kamar mandi. Karena kebetulan ummi dan abi lagi dirumah jiddah, kami langsung mengajak jiddah ke UGD untuk dapat pertolongan pertama. awalnya jiddah nolak, jiddah kan paling ga suka ke dokter dan rumah sakit serta sebagainya.


ditengah jalan, karena merasa UGD pasti ga ketemu sama dokter spesialis mata, maka kami putar arah, ke rumah sakit pemerintah. disana kan ada dr.H yang dokter PNS yang katanya cuma satu2nya dokter spesialis mata di kota ini. dan karena dr ps, maka biasa dokternya akan ke rs pemerintah dulu, baru sore buka klinik.



bukan sok bukan sihir, ummi memnag ga pernah ke rs pemerintah ini sebelumnya khusus untuk pemeriksaan kesehatan, selain saat buat surat kesehatan waktu lulus pegawai, 4 tahun yang lalu. dan bukan pura2 juga ummi sangat amat bingung dan tidak tau mau kemana awalnya. memang penunjuk arah bagus, cumaaaa,,, orangnya itu, ya Masya Allah ramaaai dan tidak ada antrian smaa seklai. semua bergerombol di loket. smua pengen duluan. padahal yg berdiri di loket itu udah selesai urusan dan tinggal nunggu kartu dikembalikan doang, huuufttt



baiklah, setelah tanya sana sini dimana poli mata, ummi diarahkan untuk ambil tiket dan buku untuk catatan kesehatan pasien dulu. Terjadilah percakapn berikut :

Petugas (P) : pasien umum/JKA/Askes?
Ummi (U) : Umum
P : kok ga pake JKA
U : bukan rujukan
P : haah?
U : saya darurat, ga sempat buat rujukan, umum saja tak apa.
P : askes punya
U : punya, tapi saya ga bawa rujukan, emang bisa?
P : (agak dongkol) poli apa?
U : poli mata, mau ketemu dokternya
P : ini kartu, antri ambil kartcis disana (nunjuk arah) trus balik kemari ambil buku kesehatan
U : (karena asli baru pertama), karcis? dimana?
P : disana, belok mutar (sana sini dan apa lagi yg sudah ummi tidak betul2 perhatikan sebenarnya)
U : (bengong, sambil masih berusaha berdiri tegar karena disikut kiri kanan oleh pasien2 lain yg berusaha masuk juga ke depan loket, asli, tanpa antri), baiklah.....
tiba2 petugas 2 datang,
P2 : sini saya ambilkan
U : eh, makasih, bu...
tak lama,  eh , lama dikit ding. ummi sampe mendelik dan mendengus kesal dengan orang2 yang masih mendesak kiri kanan tanpa aba2 minta permisi. padahal, ummi udah munduuurrr...kebelakaaannng
P2 : bu, Hafsah!
awalnya ummi ga ngeh, karena nunggu nama Fauziah yang dipanggil, butuh 5 detik buat loading pikiran kalo sekarang ummi sedang ngantri gantiin jjiddah di loket hehehhehehe
U : ya..? ini ya, makasih bu,


ummi lihat uang kembalian yang diberikan, seingat ummi petugas pertama tadi bilang uang karcis 2000 deh, kenapa kembalian jadi 3000? padahal ummi kan kasihnya duit 10000?

ummi lihatin si ibu petugas kedua yang tadi,,,ya Allah......akhirnya ummi sadar, pertolongan yg diberikan ternyata ada udang dibalik bakwan!!!!! itu potongan langsung tanpa aba2 sebagai imbalan atas jasanya, dan dia ga main bilang, ga juga balikin dulu uangnya secara penuh. si ibu benar2 takut kalo ummi ga bakalan ngasih uanng ke mereka. ummi ga mempertanyakan lagi, karena itu memang ternyata sudah menjadi kebiasaan, tapi, ummi juga tidak mengiklaskan.


ummi miris, oh Allah, sebeginikah mental manusia yang kau titipkan dimuka bumi saat akhir zaman ini?

ummi ga bilang diri ummi suci, tapi untuk tingkah seperti ini? tak apa, bu, jika uang saya yang ibu ambi, tapi, jika yang uang itu milik nenek2 tua yang datang dari pedalaman untuk berobat, dan mereka hanya memiliki uang pas2an? padahal mereka sedang kemalangan bukan? saya juga merasa tak apa2 jika uang diambil sebagai upah karena telah dibantu, tapi diberitahu dulu, toh ibu bukan calo seperti yang kebanyakan dikantor polisi dan imigrasi ketika kita hendak mengurus sim dan pasport bukan? saya juga rela uang saya langsung dipotong tanpa pemberitahuan, jika yang melakukannya anak muda yang status honor tidak jelas dan honor tak tentu datang, yang setelah memotong, memberi kode dan mengucapkan terimakasih.


tapi, ini ibu...!!!!

ibu berseragam PNS, dan saya yakin ibu sudah senior disana. ibu punya suami saya rasa, yang tidak mengharuskan ibu bekerja sengotot ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan. dan saya juga meyakinin ibu juga punya anak. setiap rupiah hasil uang haram yang ibu ambil dari orang yang tidak meridhai, yang ibu masukkan ke perut ibu dan anak ibu suaatu saat akan menghasilkan sunnatullah. ibu akan menerima keputusan Allah. jika tidak ibu yang kemalangan, bersiaplah anak ibu akan mengalami kegagalan.


Yazid, ummi ga nyumpahi orang ya....

ummi cuma mau yazid dapat peringatan, dan ummi dapat pelajaran, semoga kita terjauhkan dari hobi makan uang haram.sejatinya sih ni ya, ummi ga kaget, sudah biasa, tapi tolong ya panglima, jangan kebiasaan buruk orang dibiasakan dalam kehidupan kita. ingat, panglima, Allah punya mata untuk melihat sehgala perbuatan kita.


ummi sih sering dengar dalam dunia kerja abi, yang seorang konsultan, sering ketika melakukan pengamprahan hasil kerja di dinas2 pemerintah diakhir masa kerja, abi dan om danil sering dipusingkan dengan besarnya fee yang harus diberikan kepada paar pimpinan yang terkait dengan pekerjaan. ga dikasih, akan muncul cibiran2 sumbang. dikasih, lhaaahhh...pagu berapa, kerja berapa, hasil berapa, potongan berapa?? oh sungguh ironi dunia ini.



baiklah sayang, ini cuma seppenggal kisah ummi, pokoknya yazid harus tau, ummi dan abi akan selalu berusaha menyaring dan menjaga segala nutrisi yang masuk ke tubuhmu. semaksimal mungkin itu adalah hasil jerih payah kami diatas keiklasan orang2 yang membayar upah kami. bukan paksaan, apalagi curian.




nak, fahamilah, hidup di dunia itu keras, tapi camkanlah, azab diakhirat LUAR BIASA DAHSYAT!!

Na`uzubillah, summa na`uzubillahi minzaalik.


*maaf ga ada foto2, ga bisa foto akrena suasana hati dongkol plus was2 dengan kondosi mata jiddah :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar