Nulisnya cuma iseng, untuk merekam kejadian yang terlintas di benak. Tentang kami :)

Jumat, 06 Desember 2013

kenapa Abi? kenapa Ummi?

Panglima udah bobok siang. Tadi pulang dari rumah Jiddah, kita sempat kehujanan. Alhamdulillah Panglima mau naek mobil abang Ihsan yang datang buat nganterin Pakwa ke rumah sakit buat HD. Kalo ga, bisa basah kuyup juga si Panglima, kaya ummi.

nah, berhubung sekarang panglima udah istirahat sebentar, ummi mau nagso dulu sambil menikmati secangkir coffemix hangat dan setangkup roto tawar, sambil lihat jendela tentunya...memandang hujan yang sudah seminggu rajin menyambangi kota kami. Berkah dari langit.

kali ini, ummi mau cerita tentang pemilihan panggilan yang akan diberikan panglima untuk kami setelah dia bisa bicara, dahulu, saat kelahirannya...

menjelang kehadiran tamu istimewa, para bayi2 lucu dan tak berdosa, biasanya para orang tua sudah mempersiapkan segala sesuatu. mulai dari mental, keuangan, pakaina, peralatan, acara adat tujuh bulanan, hingga nama bayi dan panggilan buat mereka nanti.

so do we. kami mulai memilah dan memilih nama. tapi ini agak alot. saya menemukan tiga kata, tapi abi kurang suka. abi nemu kata yang lainnya, tapi saya kurang berkenan. bahkan hingga Yazid hadir, acara aqiqah dan turun tanah 40 hari, sampai saya ngantri di disdukcapil untuk buat akte pun nama itu belum fix. hehhehe...kami memang bukan perangkai kata ulung. awalnya, saya memilih, Hikam Maulana Yazid. Suami setuju "Yazid" tapi tak mau pakai "Maulana". Suami mau ada unsur "syakubat", tapi saya menolak keras, bukan karena kesan oldist, tapi emang "jiwa" nya tidak saya dapat kan disitu. singkat cerita, menjelang hari Aqiqah, kami sepakat memberi nama "Muhammad Yazid MZ". MZ nya sendiri singkatan dari nama ayah dan kakenya Panglima. dan nama itu terganjal di kantor saat pembuatan akte. petugas bilang ada aturan yang melarang pemberian nama singkatan di akte. Mau pulang buat diskusi, Abinya lagi keluar kota. akhirnya diputuskan sendiri sama saya, jadilah Muhammad Yazid saja. kalo MZ dijabarkan takutnya kepanjangan. deeaaall lah kalo begitu.

baiklah, lalu, kenapa abi? kenapa Ummi? dalam keluarga saya, Ibu saya adalah anak pertama, kakak sulung saya adalah cucu pertama. di keluarga ibu, mereka memanggi nenek saya dengan sebutan ummi. tapi sebutan itu terputus ketika kakak saya mulai memanggil ibu dengan sebutan mamak. jadi, ketika kakak melahirkan cicit pertama di keluarga ibu, kakak kembali menabalkan panggilan ummi bagi dirinya. daaaannn itu diikuti oleh sepupu2 kami yang lain yang menyusul menikah, dan melahirkan. jadilah, nama ummi sejatinya meneruskan ejaan panggilan ibu dari pendahulu saya. saya malas mencari sesuatu yg berbeda. bukan pula saya yg sok ke arab2an. saya hanya ingin kata itu, hanya itu...hehehe

lalu, abi? nah, setelah dirumah sakit, sesaat setelah diazankan, dan panglima mulai dimasukkan dalam ruangan, ibu saya bertanya "jadi, ayahnya dipangil siapa?" sambil gendong panglima buat diserahkan ke suami. sontak, tanpa pikir panjang dan dengan suara mantap, suami berkata, "abi!". yaaa... ga nanya lagi juga, kenapa. biar aja. toh kayanya cocok, abi dan ummi. klop daaahhh.... ---hahaha, ringkas banget yach---
nah, dikemudian hari, dalam keluarga saya tidak ada pertentangan dan komentar apa2 masalah panggilan kami ini. hanya saja, sepuluh bulan kemudian........ si abang ipar (abang nya suami) komentar pada saat istrinya baru saja emlahirkan anak pertama. "saya mau dipanggil ayah saja, payah manggil2 abi, tapi masih celana pendek kemana2. ga cocok nama sama penampilan"

gggrrrrrrrhhhhhhhkkkk... sebeeell ummi dengarnya, untung abi ga ada, kl ada juga pasti spanning dibuatnya. heey sooo whaat... abi memang masih hobi pake celana capri kalo pergi2 diluar acara resmi, nah menurut si om, julukan abi diberikan kepada ulama2, pemimpin dayah/pasantren, kiai, ustadz, ahli tafsir.padahal kan yaaa, abi itu bahasa arabnya "ayahku". huuuhh,,,dasar om sirik. hehehehe

biarlah, toh kami bahagia dengan sebutan ini, bahagia dengan kehadiran anak kami. bahagia dengan kehidupan kami tanpa campur tangan pihak manapun. 
kelurga ummi dan abi serta panglima, adalah masa depan kami hehehehe

begitulah, semoga meluruskan pandangan dari orang2 yang selama ini berfikiran sama seperti oom. semoga mereka terbuka dan ga main menilai orang langsung kalo sebutan abi/ummi ga pantas, karena bukan oarng arab. sama seperti Ayah/bunda, padahal oarangnya ga lembut. ato mommy/daddy padahal bukan orang turunan bule, atau mama/papa padahal bukan orang kota. juga bapak/ibu padahal inu itu dan sebagainya.

keluarga kita, kita yang menghargai. karena orang sering akan berpandangan sebelah mata dengan kelebihan kita...
Panglima, jadilah anak yang taat dan berguna ya. Ummi dan Abi akan selalu berada disisi mu, hingga jiwa memisahkan raga. doa kami selalu, demi bahagia mu

Sekian.


umur sehari, di lengan ummi


masih di RS, hari ke tiga

setahun, yee... tapi belum bisa jalan

dua tahun, dibeli mainan sepulang abi kerja


Tidak ada komentar:

Posting Komentar